DEWA 19

Jumat, 30 April 2010

@ Pangkas Rambut Jalaprang

29 April 2010

6.30pm...
malem itu, gag tau napa badan tiba2 berasa gag enak banget, akhirnya sambil nunggu temen2 yang lain ngajak beli makan...
tiba tiba...
jreng, jreng, jreng...
3 makhluk muncul dihadapanku membawa sebuah karpet warna ungu impianku...
Teh Nila said, "its for you...!!!"

beuh... terharunya dirikuh... ternyata itu tuh ceritanya kado ultah buatku...
[tau ajj mereka aku gag punya karpet. hihihihi]

setelah serah terima sang karpet ungu, akupun keluar dari markas terbesarku dan memutuskan buat gag jadi tidur karena ruz ngayab cari makan malam...
pergilah dirikuh bersama Teh Nila, ru ajj nyampe depan kostn, Teh Nila tiba2 kepleset, ehh... her lovely sandals pun tamat riwayat, alias PEGAT... beuh.. watir amat

tragedi sandal pegat telah berakhir, karena Teh Nila memutuskan untuk naik keatas dan memijam sandal swallow kuning milik Fian Suci Maulidah.
diiringi dengan tawa dari sang pemilik sandal dan Ayu, aku dan teh Nila pun kembali melanjutkan perjalanan untuk berburu makan malam.

sekembalinya kami dari perjalanan panjang, ternyata Fian sudah tidak didapati diTempatnya. dia telah pergi meninggalkan kamu bertiga untuk berjuang latihan sebagai atlet abal-abal.

kira kira 8.45pm
sekembalinya Fian latihan...
aku sudah kembali kehabitatku dan sibuk menggeluti tugas [chating ma temen2]
tiba2 ada teriakan yang menghebohkan seisi kost di Lantai 2.
ada apakah itu??? dengan tergopoh-gopoh aku keluar kamar. ternyata eh ternyata, kamar Fian suci terkunci otomatis dari dalam.
sontak saja aku malah tertawa [bukannya prihatin..]
hahahaha

kamipun memutar otak untuk mencari jalan keluarnya. sampailah pada sebuah ide, bahwa aku sebagai teman Fian, harus membantunya mencari kunci cadangan diKamar atas.
berbekal harapan besar bahwa serenteng kunci cadangan itu akan ada pada tempatnya, akupun naik ke lantai3. naas benar nasib Fian, sang kunci sedang tidak pada tempatnya.

tangis Fian meledak ledak sejadi jadinya [buat yang ini, lebay.com].
kami kembali mencari ide di tong sampah [lha?? lha??]
didapatlah jalan keluar yang kedua.

aku nganter Fian untuk turun mencari sang pemilik kost, kali2 aja ntu c'Mpunya ada ditempat & tu kunci diPegang do'i. tapi nasib baik belum juga jadi milik Fian. sang pemilik kost sedang ngayab entah kemana.
gurat kekecawaan kembali nampak jelas diWajah Fian. rasa kasihan dan prihatin menyelimutiku. beuh... [jiwa sosialnya ru muncul]
sebelum kami menuju tangga, mataku menangkap sesosok benda yang aku fikir sebagai sebuah pencungkil.
jreng... jreng.. jreng...
PENCUNGKIL...!!!

hahahahaha
ya, inilah benda yang akan kami gunakan untuk menjebol kaca kamar Fian.
bermodalkan sofa inventaris milik Ayu, kamipun naik dan berjuang keras untuk mencungkil sang kaca ventilasi.
setelah melalui beberapa rintangan, keberhasilan kami dapatkan juga. kaca itu terlepas dari tempatnya.
HORE!!!

namun, ada satu masalah lagi.
"siapakah yang akan menyusup naik keLubang itu??"
mungkin itulah satu satunya pertanyaan yang berkecamuk diBenak kami semua.
setelah melalui beberapa saat lamanya merenung, Fian sang pemilik kamar dan sebagai satu satunya orang yang paling bertanggung jawab atas tragedi inipun mengajukan diri sebagai super hero malam itu.
usulannya kami setujui [karena emang gag da yang mau lagi]

1, 2, 3,...
perlahan lahan Fian berjuang naik, dengan diBantu sorak sorai kami memberi semangat dan dorongan tenaga dari Teh Nila yang mendorongnya dari bawah, Fian semakin bersemangat [emang iah gtu, Fi??] hahahaha
lalu sedang genting gentingnya pergulatan Fian untuk naik, tiba2 Ayu yang daritadi sibuk berdiam diri diKamar menggarap tugas agamanya, nongol dengan membawa HP barunya ynag katanya ci, kameranya bagus.
bakat ter[pendam Ayu sebagai paparazzi pun bangkit.
jepret.. jepret... jepret..

beberapa pose Fian yang sedang bergelut mengadu nasib lompat masuk paksa kedalam kamarnya berhasi kami abadikan.
sejurus kemudian, cklek...
senyum mengembang diBibir Fian.
namun, heu heu heu...
badannya yang basah berlumuran keringat gara2 abis latihan, kini jadi benar2 hitam berbalut debu. bener2 dekil dah...

usai sudah tragedi malam itu, Fian akhirnya mandi dan akupun masuk kamar teh Nila buat numpang nonton Cinta Fitri.
heheeheh